KALALLAH… KALARASUL… ALLAH BERFIRMAN… RASUL BERSABDA… (Al-quran dan Hadits). Itulah yang benar, itulah yang Haq, dan itulah yang baik, bukan sekedar prasangka belaka…
BUKAN SEKEDAR INI BENAR INI SALAH, INI BAIK DAN INI BURUK. KARENA BENAR DAN SALAH, BAIK DAN BURUK TELAH DITETAPKAN ALLAH MELALUI KITAB DAN RASULNYA. BUKAN YANG DI ADA-ADAKAN MANUSIA SETELAHNYA.
Namun di zaman sekarang ini ada banyak orang yang berkata:
“Syariat ini memang tidak pernah dilakukan rasul, tapi inikan baik!?”
Wahai manusia, gunakanlah akal kalian, bagi yang sering mengaku-ngaku sebagai “Aswaja” dan kerap kali mengukur agama dengan akal logika dan pikiran. Bahwa agama ini dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bukan tanpa petunjuk dan panduan. Ketahuilah…
Diturunkan Al-quran sebagai petunjuk buat kalian…
Di jelaskan kepada manusia dengan hadits yang menjelaskan tentang Al-quran
Dan dipilihkan Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam tak lain sebagai contoh bagi orang beriman
Tolak ukur Baik-buruk dan Benar-salah di Mata Ahlussunnah dan Ahlul Bid’ah
Ahlussunnah mengukur baik dan buruk dengan dalil yang jelas, yaitu Kalallahu dan kalarasul (Allah berfirman & rasul bersabda). Yang artinya, Alquran dan sunnah (hadits). Sementara ahlul bid’ah kerap mengukur baik buruk serta benar salah dengan akal pikiran. Padahal mereka tahu bahwa akal manusia selalu berubah-ubah dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan (termasuk setan).
Dalam hidup bernegara kita harus mengikuti dalil kenegaraan yaitu Pancasila, UUD 1945, KUHP, dll. Tentu saja negara yang mengikuti hukum tuhan itu lebih baik, namun saya akan tetap patuh terhadap hukum pemerintah karena Allah memerintahkan saya untuk patuh. Sementara ahlul bid’ah setuju untuk mengikuti hukum pemerintah saat menjalani hidup bernegara, tapi mereka enggan bahkan berpaling dari mengikuti hukum Allah dalam kehidupan beragama, meski telah dijelaskan kepada mereka firman-firman Allah dan sabda rasulnya (dalil). Jika akal pikiran mereka menganggap suatu perkara itu baik, maka mereka akan mengerjakannya meski tuhan mereka berkata itu buruk.
“Baik dan buruk bukan akalmu yg menentukan. Benar dan salah bukan hak mu memutuskan. Tidak ada campur tangan manusia menetapkan itu. Tapi Allah azza wa zalla.”
Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah menurunkan Alquran dan nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai tolak ukur baik dan buruk juga benar dan salah, juga hadits untuk menjelaskan kepada manusia mana yang halal dan yang haram, Mana yg baik dan yg buruk, mana yg benar dan salah, juga mana yg lurus dan yg sesat, mana yg gelap dan yg terang menurut alquran itu.
Mau contohnya?
- Perceraian itu buruk di mata manusia, tapi Allah tidak melarangnya bahkan meski Allah membenci perkara itu.
- Menjaga gereja itu baik di mata manusia zaman sekarang sebagai bentuk toleransi. Tapi Allah berkata itu haram.
- Memberikan / menghadiahkan istri kepada lelaki lain itu buruk di mata manusia, namun baik di mata Allah subhanahu wa ta’ala. Hal ini terjadi pada zaman kenabian. Salah seorang sahabat dari Anshar bernama Saad bin Rabi menawarkan dua pilihan untuk di hadiahkan kepada sahabat nabi lainnya dari kaum muhajirin Abdurrahman bin Auf. Salah satu dari dua istrinya, atau separuh dari kekayaannya. Semua karena keridhoan mereka terhadap Allah, dan Allah ridho terhadap mereka. Tentu perlu dicatat, bahwa ada kaidah-kaidah tersendiri untuk melakukannya. Prosedurnya si pria dari Anshor harus menceraikan salah satu istrinya, lewat masa iddah baru pria dari muhajirin menikahi mantan istri si pria dari Anshor.
- Mempersilahkan orang lain agar menempati shaft pertama saat sholat sementara kita berada di shaft belakang. Padahal ada celah atau tempat untuk diri kita sendiri masuk ke shaft pertama, tapi malah mempersilahkan orang lain di samping atau belakang kita untuk maju. Hal ini terlihat baik di mata manusia, tapi Itu adalah kebodohan yang nyata di mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena ia telah membuang kesempatan untuk mendapatkan pahala yang lebih banyak dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Allah berfirman dan memerintahkan umat muslim untuk TAMAK terhadap rahmat Allah, dan mendahulukan diri sendiri ketimbang orang lain dalam urusan agama, bahkan meski orang lain itu adalah orang tuamu sendiri.
Baik buruk jika di ukur dengan akal manusia maka akan selalu berubah. Dulu bicara sendiri dianggap buruk seperti orang gila. Tapi sekarang sudah jadi hal yg baik bicara sendiri, karena di kupingmu bisa saja memakai headset bluetooth.