Artikel ini adalah nasehat bagi sebagian orang yang “mengaku-ngaku” ulama, tapi tak pernah bicara dengan ilmu. Selalu bicara dengan akal-akalan mereka saja, dengan khayalan mereka, dengan mimpi, dengan kebohongan tanpa ada landasan dalil yaitu Al-quran dan Hadits.
Mereka berdakwah dan beribadah dengan “mimpi” sebagai landasan dalilnya, dengan khayalan, dongeng belaka, angan-angan dan akal-akalan mereka saja. Padahal Allah menurunkan Al-quran tak lain sebagai panduan bagi umat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam beribadah. Dan hadits itu tak lain sebagai panduan yang menjelaskan tentang isi Al-quran.
Salah satu khurafat yang mereka sampaikan adalah mereka bisa bertemu nabi sesuka mereka, mereka bertemu nabi di dunia nyata, nabi bertemu habib ini dan itu, nabi begini dan begitu. Padahal itu semua hanyalah kedustaan belaka. Karena telah jelas Allah berfirman bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak tau apa-apa tentang dunia setelah beliau wafat, dan beliau tidak tau-menau tentang hal-hal ghaib kecuali yang memang Allah perlihatkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah berfirman:
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ٱلْغَيْبَ إِلَّا ٱللَّهُ ۚ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
Artinya:
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.”– QS An-Naml: 65
Juga dalam ayat lainnya, Allah subhanahu wa ta’ala bahkan menegaskan bahwa nabinya saja Muhammad Shallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui apapun tentang hal yang ghaib. Tapi mengapa kamu berdusta dengan berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bisa bertemu dengan habib ini dan itu.
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya:
Katakanlah (wahai Muhammad):Aku tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula kuasa menolak kemadharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan andaikata aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.– al-A’râf/7: 188
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
Artinya:
Dan di sisi Allah-lah kunci-kunci yang ghaib.– al-An’âm/6:59
Allah Azza wa Jalla juga berfirman:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya:
Sesungguhnya hanya di sisi Allah sajalah pengetahuan tentang hari Kiamat; dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim, dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang diusahakan besok, dan tiada seorang pun yang mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.– Luqmân/31: 34
‘Aisyah, Ummul Mukminin Radhiyallahu anhuma juga berkata:
وَمَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يُخْبِرُ بِمَا يَكُونُ فِى غَدٍ فَقَدْ أَعْظَمَ عَلَى اللَّهِ الْفِرْيَةَ وَاللَّهُ يَقُولُ (قُلْ لاَ يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ
Artinya:
“Barang siapa yang mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui apa yang akan terjadi di esok hari, maka sungguh dia telah berbuat dusta yang besar kepada Allah Azza wa Jalla (Karena) Allah Azza wa Jalla telah berfirman (yang artinya), ”Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah .”.– Shahîh Bukhâri (4/1840), Shahîh Muslim (1/110). Teks ini milik Muslim
Mereka mengaku Muslim, beragama Islam, bertuhankan Allah subhanahu wa ta’ala, Al-quran kitabnya, Muhammad nabinya. Tapi saat Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Allah berkata kepadanya bahwa Engkau (Muhammad) tidak tahu apa-apa yang terjadi setelah dirimu wafat”, MEREKA TIDAK MENGIMANINYA.
Mereka muslim tapi mengubah-ubah agamanya
Mereka Islam tapi tak mencerminkan keislamannya
Mereka bertuhankan Allah tapi menolak beberapa firmannya
Al-quran kitabnya tapi tak memahami isinya
Muhammad nabinya tapi berselisih dengan sabdanya (hadits).