Assunnah.ID

Media beramal jariyah dengan dakwah sunnah

Ilmu Filsafat, Cara Lancang Mengukur Keilmuan Allah dengan Akal Manusia

Posted on

Banyak orang meng-elu-elukan filsafat, banyak orang mempelajari ilmu filsafat. Dan juga ada banyak orang yang memuliakan filsuf. Banyak filsuf di panggil dengan sebutan ulama atau pemuka agama. Tapi apakah itu artinya ilmu mereka adalah haq (benar)? Saya katakan, tidak!

Satu hal, jangan hanya karena sebagian besar orang melabelkan status “pemuka agama” kepada seseorang , lalu anda kalungkan di lehernya bahwa pemuka agama itu orang yang benar dan lurus aqidahnya. Dalam Hindu, Majusi, Buddha pun di dalam agama mereka ada “pemuka agama”, tapi apakah yang mereka ajarkan itu adalah benar? Tentu saja Tidak!

Rasulullah sendiri yang berkata, bahwa di tengah-tengah umatnya nanti akan ada ulama yang buruk sikapnya, ilmunya.

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

Artinya: Sesungguhnya yang aku khawatirkan atas umatku adalah para imam atau pemuka agama yang menyesatkan. (HR. Abu Daud)

Ulama yang menyesatkan ini, mulutnya manis lebih manis dari madu. sehingga banyak yang mengikutinya. Para pengikutnya ini lantas memberinya julukan sebagai “ULAMA” atau “PEMUKA AGAMA”. Tapi apakah ia pantas disebut pemuka agama? Maka harus di lihat dulu tindak-tanduknya dan apa yang keluar dari mulutnya, apakah sesuai dengan Al-quran dan Assunnah atau tidak.

Jangan hanya karena ia disebut ulama atau pemuka agama oleh sebagian orang lantas kita langsung mengikutinya begitu saja. Kita muslim punya standar atau tolak ukur, itulah Alquran dan sunnah. Segala hal harus di ukur dengan Al-quran dan Sunnah.

Ini seperti jika kita di hidangkan beberapa piring makanan di hadapan kita. Kita tidak tau makanan mana yang beracun. Lantas apa yang kita lakukan? Gunakan standar / tolak ukur yang sesuai di bidangnya. Itulah ilmu ke dokteran. Pergi ke laboratorium dan periksa makanan itu. Dalam hal agama, maka standar/tolak ukur itu adalah ilmu yang terkandung dalam Al-quran dan Assunnah. Kebenaran yang haq itu ya Al-quran dan Assunnah. Bukannya buku filsafat!

Al-quran itu firman tuhan, perkataan yang datang dari yang zat yang maha mengetahui. Coba kamu bandingkan, mana yang lebih benar antara firman Allah dengan buku filsafat buatan manusia? 

Ciptaan/bikinan manusia tidak ada yang sempurna. Sementara ciptaan Allah?

100% SEMPURNA

Allah berfirman dalam QS Al-Maidah: 3

Allah Azza wa Jalla berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا “…

Artinya:
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …”

– Al-Maa-idah: 3

Dan dalam QS An-nisa: 82, firman Allah Ta’ala:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

Artinya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”

– QS. An-Nisa’: 82

Filsafat itu adalah ilmu yang dihasilkan dari pemikiran manusia, dari otak manusia yang didalamnya terdapat ketidaksempurnaan. Bagaimana mungkin akal manusia yang tidak sempurna itu mau di pakai untuk mengukur keilmuan Allah yang maha mengetahui dan maha sempurna? It’s impossible…

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Leave a Reply

Your email address will not be published.*
*
*