Assunnah.ID

Media beramal jariyah dengan dakwah sunnah

Kenapa Umat Muslim Mudah Marah Jika Agamanya Dihina & Dilecehkan, Sementara Agama Lain Santai Saja?

Posted on

Sebenarnya, ini masalah SENSITIVITAS, dan tiap-tiap orang berbeda-beda masalah sensitivitas ini.

Kalau saya misalkan begini:

Kalau ada orang yang menghina orang tuamu, apakah kamu akan marah? Oh… ya jelas dong. Alasannya sederhana, karena kamu care, cinta, dan sayang kepada orang tuamu.

Bahkan tak sedikit orang yang berfikir begini:

“Aku tak masalah kamu mengejek aku, tapi jangan mengejek atau menghina orang tuaku”

Ya, aku tak mengingkari pernyataan di atas, bahkan aku setuju. Saya juga akan marah jika ada orang lain yang menghina orang tua saya, dan belum tentu marah jika ada orang lain menghina saya.

Tapi kalau saya tanya, apakah setiap orang di dunia ini berfikiran sama seperti pemikiranku dan pemikiranmu? Jawabannya, TIDAK!

Ada orang tua kandung yang main kasar dengan anaknya, sehingga anaknya tidak lagi care, cinta, dan sayang kepada orang tuanya. Ada pula anak yang terlibat pergaulan bebas sampai kebablasan sehingga tidak perduli dengan orang tua, kecuali duitnya saja. Ada orang tua yang membuang anaknya, sehingga saat sang anak dewasa ia kehilangan simpati kepada orang tua. Macam-macam alasan.

Tapi bagi umat muslim, kami semua sepakat bahwa kami lebih mencintai agama ini (yaitu Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam) melebihi cinta kami kepada orang tua kami. Kami cinta agama ini melebihi apapun, termasuk itu orang tua, diri kami sendiri, istri-istri kami, anak-anak kami, cucu-cucu kami dan lebih cinta agama ini ketimbang negara Indonesia ini.

Karena kami seluruh umat muslim lebih mencintai agama ini ketimbang apapun, tak heran jika ada seseorang yang menghina Allah dan rasulnya, maka kami akan marah. Saya malah heran dengan agama lain, yang atribut agamanya, apakah itu tuhan, sesembahan atau kitab mereka dihina dan di lecehkan, tapi mereka santai saja. Apakah mereka tidak memiliki rasa cinta terhadap agama mereka? Jika mereka marah karena orang tuanya di hina, sementara mereka diam saja saat agama mereka di hina, apakah mereka lebih cinta kepada dunia (orang tua, anak-anak dan istri) ketimbang kepada tuhan mereka?

Bahkan kaum nabi Ibrahim saja, rakyat dari raja Namrud dan termasuk raja Namrud, mereka marah saat berhala-berhala mereka dihancurkan oleh nabi Ibrahim Allaihissalam. Tapi mereka orang-orang non-muslim sama sekali tidak marah atribut agamanya di lecehkan.

Yah… sudahlah… yang saya tau kecintaan dan loyalitas saya kepada Allah dan rasulnya melebihi apapun di dunia ini. Allah berfirman:

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Artinya:
Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

– QS At-Taubah: 24

 

Juga dalam QS Al-Baqarah: 165, Allah berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

Artinya:
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

– QS Al-Baqarah: 165

 

Dan dalam ayat yang lain:

النبى أولى بالمنين من أنفسهم

Artinya:
“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri”.

– QS Al Ahzab:6

Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري

Artinya:
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”.

– HR al Bukhari, kitab al Iman, Bab Hubbur Rasul minal Imaan, no. 14

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

فَوَ الَذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِن وَلَدِهِ وَ وَالِدِهِ رواه البخاري

Artinya:
“Demi Dzat yang jiwaku di tanganNya. Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian, hingga menjadikan aku lebih ia cintai dari anaknya dan orang tuanya”.

– HR al Bukhari, kitab al Iman, Bab Hubbur Rasul minal Imaan, no. 13

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Leave a Reply

Your email address will not be published.*
*
*