Q: Masuk Islam harus mengucapkan 2 kalimat syahadat. Kapan nabi Muhammad mengucapkan 2 kalimat syahadat?
A: di setiap sholat saat tasyahud.
Q: Isa dan nabi-nabi sebelum Muhammad adalah Islam menurut anda, kapan mereka mengucapkan 2 kalimat syahadat?
A: Syariat 2 kalimat syahadat baru turun dan dibawa oleh Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau adalah nabi terakhir dan paling akhir di utus, juga merupakan nabi penyempurna Islam (QS Al-Maidah:3), maka syariat ini (kalimat kedua) tidak mengikat nabi-nabi sebelumnya.
Jadi, tidak ada alasan untuk nabi-nabi sebelumnya menyebutkan kalimat kedua. Karena nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam memang belum ada di dunia dan Islam belum disempurnakan saat itu (kalimat kedua belum di syariatkan). Sehingga cukup dengan kalimat pertama saja – lā ʾilāha ʾillallāhu = Tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah – sudah menjadi ikrar tauhid (Islam) bagi para nabi-nabi sebelumnya.
Intermezo: Lagi pula, kalau sampai kalimat kedua di syariatkan sejak nabi-nabi sebelum Muhammad (termasuk Yesus), maka akan habislah (lenyap) seluruh agama Abrahamik selain Islam. Karena kalimat kedua yaitu – wa ʾašhadu ʾanna muḥammadan rasūlu -llāh = dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah.- jelas-jelas memerintahkan manusia agar beriman kepada Muhammad sebagai utusan Allah (termasuk Isa dan Musa Allaihissalam pasti akan menyampaikan pesan ini kepada umatnya). Sementara dalam Aqidah kristen dan Yahudi, mereka tidak beriman pada Muhammad, dan tidak menganggapnya sebagai utusan Allah.
Allah berfirman dalam Al-quran tentang tauhid yang menjadi aqidah para nabi-nabi dan syarat untuk menjadi Islam (zaman sebelum Muhammad):
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku“. (QS Al-Anbiya: 25)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya):
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ ٱلضَّلَٰلَةُ ۚ فَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلْمُكَذِّبِينَ
Artinya:
“Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul [yang berseru]: Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.”– QS. An-Nahl: 36
لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَقَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ إِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Artinya:
“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.”– QS. Al-A’raaf: 59
وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥٓ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Artinya:
“Dan kepada kaum ‘Aad, Kami utus saudara mereka yaitu Hud. Dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.”– QS. al-A’raaf: 65
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya:
“Dan kepada kaum Tsamud, Kami utus saudara mereka yaitu Shalih. Dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.”– QS. Al-A’raaf: 73
وَإِلَىٰ مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ فَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya:
“Dan kepada kaum Madyan, Kami utus saudara mereka yaitu Syu’aib. Dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.”– QS. Al-A’raaf: 85
dan masih banyak lagi ayat lainnya yang tidak mungkin saya tulis karena keterbatasan waktu. Jadi saya skip saja langsung ke perkataan Yesus. Dan juga Yesus sama seperti nabi lainnya, beliau menyeru untuk menyembah hanya kepada Allah saja, tuhan yang satu (bukan three in one). Bahkan Yesus dan para pengikutnya (sahabatnya / hawariyuun) mengakui bahwa mereka adalah muslim.
فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ ٱلْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنصَارِىٓ إِلَى ٱللَّهِ ۖ قَالَ ٱلْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim.
– QS Ali ‘Imran: 52
Kalimat مُسْلِمُونَ (dibaca : Muslimun) yang bisa di artikan bahwa mereka adalah orang-orang muslim (Islam), yang juga berarti orang-orang yang berserah diri kepada Allah.
وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
“Dan (Isa) Al-Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah (dalam ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari siksa api neraka).”
– QS Al-Maaidah: 72
Oke, mungkin kau berkata:
“Aku kristen, bukan Islam. Aku tidak beriman pada Islam, tidak beriman pada Muhammad, dan aku tidak beriman pada Al-Quran”.
Kalimat di atas sering kali menjadi pemikiran oleh orang-orang kristen. Sehingga inilah yang sering kali membuat perdebatan antara Islam dan kristen terlihat absurd. Kenapa?
Karena di saat muslim beriman pada injil dan Alquran, Kristen hanya beriman pada Injil saja. Sehingga tidak balance/seimbang sumber hukumnya.
Jika seorang pendebat kristen mengeluarkan dalil dari Injil dan Al-quran, maka pendebat muslim pasti menerimanya karena kami beriman pada semua kitab nabi-nabi. Sedangkan jika seorang muslim mengeluarkan dalil dari Al-quran, maka orang-orang kristen tidak akan menerimanya (di hatinya) karena mereka hanya beriman pada injil. Sehingga tidak balance.
Karena itu, saya berikan sumber dari kitab kalian.
Markus 12:28–32:
(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” (12:29) Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. (12:31) Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (12:32) Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI DIA.
Seluruh nabi-nabi ber-aqidah Tauhid, mereka berikrar / menyeru bahwa tidak ada tuhan selain Allah (Islam). Itulah kenapa Islam dan Yahudi sejalan, kedua agama ini sama-sama hanya menyembah Allah saja (tauhid), meskipun Yahudi tidak beriman pada Muhammad. Hanya kristen-lah agama samawiyah / Abrahamik yang berbeda sendiri, menjadikan Isa allaihissalam (nabi mereka) sebagai tuhannya dan menyembah Isa.
Dengan kata lain, setiap rasul dan nabi di setiap umat pastilah menyeru (berkata) Sembahlah hanya Allah dan jangan mempersekutukannya, jauhilah thaghut (Tauhid = Islam).