Assunnah.ID

Media beramal jariyah dengan dakwah sunnah

Adakah Wahyu yang Tidak Disampaikan Rasulullah Muhammad ﷺ?

Posted on

Ingatlah khutbah terakhir nabi Muhammad ﷺ pada 9 Zulhijjah Tahun 10 Hijriah di Lembah Uranah, Gunung Arafah, di haji wada’, yaitu haji perpisahan. Yang mana menjadi pertanda bahwa telah usainya tugas nabi ﷺ sebagai rasul di dunia, juga merupakan tahun terakhir dimana Rasulullah ﷺ menginjakkan kakinya di Bumi. Juga menjadi pertanda bahwa azal beliau telah dekat, dan bercucuran air mata para sahabat karena mereka tau, bahwa mereka akan berpisah dengan Rasulullah ﷺ.

Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata, “Ketika matahari telah condong ke barat, beliau mengendarai Qashwa’ (salah satu nama unta beliau) menuju ke tengah lembah lalu berkhutbah,

‘Sesungguhnya darah dan harta benda kalian adalah suci bagi kalian sebagaimana sucinya hari, bulan, dan negeri ini. Ingatlah semua perkara jahiliyah telah terhapus di bawah telapak kakiku (Syarh an-Nawawi, 8/432; Syarh al-Abi, 4/255, Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/18), demikian pula darah jahiliyah.’

‘Sesungguhnya darah yang pertama kali lenyap dari kita adalah darah Rabi’ah bin Harits yang disusui oleh wanita Bani Sa’ad. Dia telah dibunuh oleh Hudzail.’

‘Riba Jahiliyah juga telah terhapus. Riba pertama yang terhapus adalah riba Abbas bin Abdul Muthalib, terhapus semuanya.’

‘Bertakwalah kepada Allah terhadap istri-istri kalian karena kalian telah menikahinya dengan perlindungan Allah. Kalian telah menghalalkan faraj (kemaluan) mereka dengan kalimat Allah.’

‘Sedangkan hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh membawa seorang pun yang kamu benci ke tempat tidur kalian.’ (Syarh an-Nawawi, 8/433; Syarh al-Abi, 4/256, Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/19)

‘Apabila mereka melakukan hal tersebut, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak keras lagi tidak menyakiti.’ (Syarh an-Nawawi, 8/434; Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/19)

‘Sementara hak mereka atas kalian adalah mendapatkan rezeki dan pakaian yang baik.’

‘Sungguh telah aku tinggalkan untuk kalian Kitabullah yang jika kalian berpegang teguh dengannya niscaya kalian tidak akan pernah tersesat.’

Nabi juga berkata kepada para sahabatnya:

أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ؟

“Bukankah sudah kusampaikan?”

Para sahabat serentak menjawab. ‘Ya, kami bersaksi bahwa Anda telah menyampaikannya’.’

‘Kemudian beliau bersabda seraya mengangkat jari telunjuknya ke langit dan mengarahkannya kepada khalayak,

اللَّهُمَّ اشْهَدْ

‘Ya Allah, saksikanlah…! Ya Allah, saksikanlah…! Ya Allah, saksikanlah…!’ ’ (HR. Muslim No. 1218)

Di tempat itu terdapat sejumlah besar manusia yang tidak bisa diketahui jumlahnya kecuali hanya Allah ‘azza wajalla yang tahu.’ (Ada yang mengatakan jumlahnya mencapai 130.000 orang.’ (Fathul Muluk al-Ma’bud, 2/105)

Pada hari Arafah pula, tepatnya pada hari Jumat, Allah ‘azza wajalla menurunkan wahyu-Nya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Al-Bukhari No. 3016, 3017), yang menyempurnakan seluruh wahyu yang telah Allah turunkan, yang bahkan membuat Yahudi merasa iri. Wahyu tersebut adalah:

لْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah: 3)

Inilah wahyu yang membuat Yahudi merasa iri kepada umat Islam.

Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar,

آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا . قَالَ أَىُّ آيَةٍ قَالَ ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) . قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ – صلى الله عل يه وسلم – وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ

“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied).” “Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” ‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arafah pada hari Jum’at.” (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017)

Dari khutbah ini sesungguhnya kita bisa mengetahui bahwa tidak ada wahyu dari Allah yang tidak disampaikan oleh Rasulullah Muhammad ﷺ. Semua telah disampaikan, baik yang hitam dan yang putih, yang gelap juga yang terang. Bahkan perkara yang abu-abu (samar/syubhat) pun telah dijelaskan. Tidaklah layak bagi seorang Rasul Allah untuk menyembunyikan apa yang telah Allah wahyukan kepada hambanya, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧

‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti), kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.’

– QS Al-Maidah: 67

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Barang siapa yang beranggapan bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan sesuatu yang telah Allah turunkan, sungguh ia telah berdusta besar terhadap Allah. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman sebagaimana dalam QS Al-Maidah: 67 diatas (Sahih, HR. Muslim),

Adakah wahyu Allah yang tidak tertuang di dalam Al-Quran, dan hanya ada di dalam ingatan nabi Muhammad saja?

Mereka yang berkata “Saya yakin ada (wahyu yang hanya ada dalam ingatan beliau dan tidak disampaikan kepada sahabat dan umat). Dan mungkin saja ada wahyu yang tidak dituliskan dalam Qur’an.”, sungguh ia telah berkata dengan perkataan dusta yang besar terhadap Allah, sekaligus memfitnah nabi Muhammad bahwa beliau telah lalai dalam menyampaikan amanat dari Allah. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧

‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti), kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.’

– QS Al-Maidah: 67

Dan rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin membangkang atas amanat dari tuhannya. Semua telah disampaikan, baik dalam bentuk wahyu langsung dari Allah (Alquran) maupun dalam bentuk penjelasan nabi Muhammad (hadits).

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)

Leave a Reply

Your email address will not be published.*
*
*